MASJID NURUL QAMAR BALIKPAPAN

Jum’atan Keliling (Jumling) ke-86, hari ini, 16 Desember 2016/16 Rabiul Awal 1438 H, ke Masjid Nurul Qamar Balikpapan. Masjid berlokasi di Jl. Mayjen Sutoyo no.10, Gn Malang, Klandasan Ilir, Balikpapan. Secara etimologi, Nurul Qamar berarti cahaya rembulan. Dari kejauhan, menara masjid yg tinggi, unik dan berwarna ungu (seperti warna Ubi jalar rebus), menarik perhatian sy sehingga mendorong sy untuk menyambangi masjid ini.

Untuk mencapai masjid, dari daerah Batakan sy naik Taxi (Angkot) no 07 hijau, jur Gn tembak – Term Damai, turun diterm Damai, ongkos 5rb. Dilanjutkan naik angkot 06 Biru, jur Term Damai – Kp Baru, turun di persimpangan Jl.Mayjen Sutoyo, ongkos sama. Dari persimpangan masjid berjarak sekitar 100meter.

Ada kejadian lucu di angkot, serombongan ibu2 mengeluh udaranya kok panas banget. Dalam hati sy mengiyakan, tapi diem aja. Eee, supir angkot menanggapinya dengan dingin: “Ini sepertinya, tanda-tanda mau turun salju nanti malam bu”. Gerr, semua penumpang tertawa, termasuk sy.

Pukul 11.03 WITA, sy tiba di TKP. Semula sy beranggapan, menara yg tinggi dan unik, pasti diimbangi oleh masjid yg megah dan besar. Ternyata meleset, masjid relatif kecil. Arsitekturnyapun sederhana, tampak muka tak jauh berbeda dengan ruko disebelahnya, namun dipoles dg ornamen islami dipintu dan dinding atas, sehingga lumayan bagus. Sayang ornamen yg lumayan bagus ini, direcokin oleh awning yg menutupi halaman depan masjid, sehingga mengurangi keindahannya.

Tampilan masjid sangat tertolong oleh menara yg menjulang setinggi kurang lebih 15 meter, yg tumbuh dari bangunan utama masjid. Menara berpenampang lingkaran, terbagi 4 bagian. Bagian bawah seperti per shockbreker, atasnya berupa hiasan roster bercorak bintang islami. Atasnya lagi rongga seperti kurungan ayam, dan paling atas adalah kubah berbahan enamel warna ungu.

Mendekati masjid, ternyata tidak sesederhana yg sy duga. Pintu masuk cukup indah, diberi tambahan 2 tiang dan dibuat melengkung dengan corak belang-belang, mengingatkan sy pada masjid Nabawi di Madinah.

Usai wudhu, pukul 11.08 sy masuk ruang peribadatan. Lantai ditutup karpet empuk warna hijau tua bercorak bintik2 dan garis shaft. Bangunan berlantai 2, luas lantai 1 sekitar 120m2, lantai 2 (mezanine) sekitar 100m2, jika ditambah teras sekitar 20m2, total 240m2. Sy perkirakan bisa muat 500 jama’ah. Saat sy masuk tampak 2 jama’ah sedang duduk2.

Altar dilapis granit warna hijau, dengan hiasan ornamen timbul warna emas berlafadz Allah disebelah kanan atas dan Nabi Muhammad SAW dikiri atas. Jam digital khas masjid berisi petunjuk waktu sholat dan pesan2 islami juga tergantung dialtar sebelah kiri.

Mihrab berupa cekungan selebar 2 meter kedalaman 1,5meter. Tepian mihrab dibuat melengkung diatas dan dilapis granit warna hijau tua dan hijau muda disusun berselang-seling. Agak kepinggir, kiri kanan mihrab dihias cermin hitam dan mengkilap berpola jajaran genjang. Pola yg sama juga terdapat didinding bagian dalam mihrab, hanya warnanya paduan hijau dan mengkilap. Bagian paling tepi mihrab dikelilingi ornamen semacam keramik mini bertuliskan Allah disebelah kanan, sebanyak 49bh dan tulisan Muhammad disebelah kiri sebanyak 48bh. Pada lengkungan atas mihrab terdapat kaligrafi timbul warna emas bertuliskan kalimat syahadat. Podium ada dipojok kanan, terbuat dari kayu dengan ukiran sederhana.

Langit2 bawah kubah dibiarkan datar dan tanpa hiasan apapun, hanya tergantung lampu hias sederhana 3 tingkat dg konfigurasi 4-8-12. Untuk kenyamanan jama’ah, masjid dilengkapi 11 kipas daya sembur tinggi dan 2 kipas helikopter.

Pukul 12.03 acara dimulai, dibuka dengan pengumuman2 antara lain penerimaan infaq/sodaqoh seminggu yll Rp.3.653.000,-, saldo kas Rp.170.086.000,-, khotib/sekaligus Imam Ustadz KH Anas Muhtar.

Selepas adzan kedua, pukul 12.22 khotbah dimulai. Khotib berperawakan kecil, usia sekitar 77thn berbusana gamis putih, berkerudung. Khotbah tidak berthema, biar mudah diikuti, sy kasih judul “Bersholawatlah kepada Nabi”. Berikut ringkasannya.

1.Empat hari yll kita baru saja memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Memperingati maulid Nabi merupakan salah satu bentuk kecintaan kita kepada Nabi. Bentuk kecintaan lain adalah bersholawat.

2.Sudah menjadi kodrat manusia, setiap mencintai sesuatu akan sering menyebut namanya. Begitu juga kalau kita cinta kepada Nabi Muhammad SAW, pada ghalibnya kita pasti akan menyebut namanya yg diikuti dengan doa, bersholawat.

3.Sepelit-pelitnya orang (umat islam, maksudnya) adalah jika mendengar nama nabi disebut, tidak mau mendoakannya (bersholawat). Nabi menyebut orang semacam ini sebagai orang yg “pelitnya sempurna”.

4.Sabda Nabi, jika kita bersholawat 1x, Allah akan membalas sholawat kita 10x. Jika kita sholawat 10x, Allah akan membalas 100x

5.Jika kita sholawat 100x sehari, balasan Allah banyak, yakni:
a. Dibebaskan dari 2 hal yaitu bebas dari munafik dan bebas dari api neraka.
b. Mendiami surga bersama para syuhada
c. 100 hajatnya akan dikabulkan, 70 dikabulkan diakhirat, 30 dikabulkan didunia
d. Akan diberi jalan keluar dari kesempitan, baik kesempitan dalam rumah tangga, pekerjaan maupun organisasi

6.Sholawat sebanyak 500x sehari, Allah menjanjikan tidak akan fakir selama-lamanya.

7.Sholawat diibaratkan sebagai cahaya yg akan menerangi kita dihari kiamat.

8.Pentingnya sholawat sehingga dalam bacaan sholatpun terdapat sholawat. Sholat tanpa disertai sholawat dianggap sholatnya tidak sah.

9.Dengan bersholawat, Allah akan menambah rahmat dan nikmat, juga akan mengampuni dosa dari 10 kesalahan kita. Kedudukan kita (di akhirat) juga akan dinaikkan 10 derajat.

10.Dikisahkan, Rasulullah pernah didatangi 4 malaikat, Jibril, Mika’il, Israfil dan Izra’il. Mereka berucap bahwa jika umat Muhammad bersholawat 10x sehari mereka akan membantunya diakhirat. Jibril akan menuntunnya di jembatan Shirotol Mustaqim. Mika’il akan memberinya minum dengan air telaga surga. Israfil akan sujud kepada Allah memintakan ampunan dosa kita, sebelum diampuni dia tidak akan menyelesaikan sujudnya. Izra’il akan mencabut nyawa kita dengan penuh kasih sayang.

11.Itulah kenapa kita dianjurkan bersholawat. Silahkan mau yg panjang atau yg pendek. Kapan saja, dimana saja, terutama saat di majelis ta’lim, bersholawatlah kita.

Sekian. Khotbah berdurasi 18 menit.

20161215_123736_001

Petualangan jumling sy akhiri dengan melahap menu masakan padang yg dibungkus, mengikuti anjuran pakar kulineran Bondan Winarno. Konon kata dia, dengan dibungkus, saat perjalanan kerumah, bumbu dan kuah akan meresap dengan sempurna kedalam nasi. Sesampainya dirumah, begitu kita santap…………..mak nyuss. Keuntungan lain, dengan dibungkus, porsi nasi umumnya dibanyakin.Jika dilakukan penilaian:
1.Arsitektur masjid: 70
2.Prasarana & kebersihan: 80
3.Khotib/khotbahnya: 75
4.Imam/bacaannya: 80

Tinggalkan komentar