MASJID NUR INAYAH MAKOREM 061/SURYAKANCANA BOGOR

Menutup tahun 2022, Jum’atan keliling (Jumling) kali ini ke masjid dilingkungan “Korps Baju Hijau”, TNI AD. Tepatnya ke Masjid Nur Inayah yang berada di Makorem 061/Suryakancana, Jl.Merdeka no 64 Bogor. Masjid relatif baru, hasil renovasi, yang diresmikan pada tgl 12 November 2019 oleh Danrem 061/Suryakancana Bpk.Kol Inf Novi Helmy Prasetya S.I.P, M.Si. Jika diartikan, Nur Inayah adalah “Cahaya/sinar perlindungan dari Allah”.

Dilingkungan TNI, ini adalah Jumling yang kelima, sebelumnya di TNI AU Sepinggan Balikpapan, TNI AU Atang Senjaya Bogor, Denpom III/1 Bogor, dan Pusdikzi Bogor.

Hari ini, tgl 30 Desember 2022 / 6 Jumadil Akhir 1444 H, adalah Jumling sy yang ke-396. Dibawah mendung tebal diselingi rinai gerimis, sy gowes menuju sasaran. Pukul 10.45 sy sudah lapor ke Pos Provost, dengan ramah pak Bintara Piket mempersilahkan sy menuju masjid. Untuk kesopanan (dan sesuai aturan militer dulu), sepeda sy tuntun. Posisi masjid di sisi belakang kiri Makorem, menghadap Jl.Ciwaringin II.

Dalam balutan warna hijau, masjid terlihat bersahaja dan bersih. Arsitektur mengadopsi gaya tradisional Jawa dengan ciri atap berbentuk limasan dan bertingkat. Melengkapi identitas masjid, di puncak atap terpasang kubah kecil stainless steel.

Fasad didominasi oleh pintu masuk berpola melengkung dan kaligrafi timbul aliran Kufi Muraba’ (kotak) yang memanjang kesamping, bertuliskan kalimat Tahlil dalam warna putih.

Usai berwudhu, pukul 10.50 sy memasuki ruang ibadah, belum ada jama’ah satupun, sy jama’ah pertama. Ruangan berbentuk empat persegi panjang, memanjang kebelakang, seluas sekitar 200 m², yang bisa menampung 400 jama’ah. Tatapan langsung ke dinding altar yang dilapis pualam warna coklat muda. Disini tergantung hiasan berbentuk lingkaran berkaligrafi timbul warna emas, lafadz Allah di kanan dan Nabi Muhammad SAW di kiri. Tepat ditengahnya adalah mihrab dalam tampilan sederhana, dibentuk oleh dua tiang artifisial yang menempel dinding, kedua tiang dihubungkan dengan bentuk lengkungan. Lengkungan dan sebagian tiang bercat putih sehingga kontras dengan dinding altar.

Sajadah untuk sholat imam dan mimbar berada didepan mihrab dishaf terdepan. Mimbar terbuat dari kayu berbentuk kotak, kurus ditengah dengan sedikit hiasan ukiran Jepara bercorak bunga, skets masjid, dan nama masjid dalam huruf latin.

Mengelilingi ruangan adalah 3 pintu dan 5 jendela lebar berkaca bening berhiaskan stiker nama masjid, menerbitkan nuansa terang alami. Bagian atas pintu dan jendela dihubungkan dengan bentuk lengkungan yang bercat belang-belang mengingatkan pada Masjid Nabawi di Madinah. Bidang diatas pintu dan jendela dihias ornamen berpola bunga dan bintang islami dalam paduan warna biru, hijau tua, dan hijau muda, diselingi kaligrafi kalimat Tauhid dalam lingkaran.

Ruangan terasa lega, karena langit-langit dibawah kubah dibuat mepet keatap membentuk pola limasan. Disini tergantuk lampu hias bercorak etnik 2 tingkat bertitik lampu 15, dengan konfigurasi 5-10.

Lantai berupa keramik warna krem ukuran 30 x 30 cm. Setengah bagian depan ditutup karpet warna merah Dunhill bergaris shaf. Udara Bogor yang relatif sejuk, cukup diantisipasi dengan 8 kipas dinding berdaya sembur tinggi.

Menit ke menit. Pukul 10.52 muncul petugas kebersihan masjid (marbot) bersama anaknya, merapikan mihrab. Pukul 11.05 kembali muncul marbot yang lain, mengecek sound system, kurang sempurna, lantas dibantu anggota TNI, dan berhasil. Pukul 11.25 muncul jama’ah kedua, anggota TNI. Pukul 11.30 masuk jama’ah ketiga, masyarakat umum, semenit kemudian kembali masuk jama’ah keempat, masyarakat umum. Dua Jama’ah TNI kembali muncul pukul 11.33 sebagai jama’ah kelima dan keenam. Pukul 11.34 kembali masuk 2 jama’ah TNI, jama’ah ketujuh dan kedelapan…….dst jama’ah mulai berdatangan satu demi satu memenuhi masjid. Berbaur antara anggota TNI, karyawan sipil dan masyarakat umum. Seluruhnya tidak lagi mengenakan masker. Pukul 11.41 khotib sekaligus imam tiba. Pukul 11.47 pengurus masjid (non TNI) berhalo-halo mengundang jama’ah mendatangi masjid, juga diingatkan waktu Dhuhur pukul 11.56, dilanjutkan dengan sholawat. Sholawat berhenti sesaat sebelum adzan.

Acara diawali dengan kumandang adzan pukul 11.56. Usai adzan disampaikan maklumat singkat, bahwa ba’da sholat, jama’ah anggota TNI diminta tetap ditempat untuk mengikuti acara berikutnya, yakni “Refleksi dan renungan akhir tahun 2022”. Adzan kedua berkumandang pukul 12.03.

Selepas Sholat Sunnah Qobliyah dan adzan kedua, pukul 12.05 . Khotbah dimulai. Khotib berusia sekitar 45 tahun, berperawakan sedang agak kurus, berwajah bersih tanpa cambang/jenggot, berkacamata, berbaju koko warna putih dipadu sarung warna biru, berpeci warna hitam. Khotbah tidak berthema, dari uraiannya bisa diberi judul “Muhasabah Akhir Tahun”. Berikut ringkasannya.

1.Khotib mengajak jama’ah untuk bersyukur, bahwa sampai penghujung tahun ini kita masih dianugerahi usia dan kesehatan. Diingatkan bahwa bersyukur/syukur itu ada 2 bentuk, yakni “Syukur Wajib” dan “Syukur Sunnah”. Syukur wajib dilakukan dalam hati, dengan ikhlas atas segala nikmat dan karunia Allah SWT, baik itu berupa usia, kesehatan, panca indera, harta dsb. Syukur sunnah adalah diucapkan dengan lisan.

2.Kaitannya dengan nikmat, diingatkan bahwa nikmat Allah itu banyak sekali, tak terhitung. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Al Qur’an Surat An Nahl ayat 18, yang artinya: “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan sanggup menghitungnya.”. Diperkuat dengan surat yang sama ayat 53, yang artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada padamu dari Allah-lah datangnya.”

3.Di akhir tahun 2022, alangkah baiknya kalau kita gunakan untuk introspeksi, bermuhasabah, mengingat kembali perbuatan-perbuatan apa yang telah kita lakukan selama setahun terakhir. Yang buruk-buruk, mari kita tinggalkan dan jangan diulangi. Yang baik-baik, mari kita pertahankan dan tingkatkan lagi ditahun 2023 y.a.d.

4.Sebagai penutup khotib menyetir Hadist (maaf, hadist ini lemah/dhoif), yang berbunyi: “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada kemarin maka dia terlaknat.”

Khotbah berlangsung selama 9 menit. Khotbah kedua selama 2 menit disampaikan dalam bahasa Arab, berisi sholawat, ajakan meningkatkan taqwa dan doa.

Jika dilakukan penilaian:
1.Arsitektur masjid : 70 2.Prasarana & kebersihan: 80 3.Khotib/khotbahnya: 70 4.Imam/bacaannya: 70

4 pemikiran pada “MASJID NUR INAYAH MAKOREM 061/SURYAKANCANA BOGOR

Tinggalkan komentar