MASJID DARUL ILMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK

Tak dapat dipungkiri, episode terindah dalam kehidupan adalah kala menjadi makhluk kampus alias mahasiswa. Saat dimana cinta, keringat dan air mata berbaur menjadi satu. Untuk mengenang masa-masa indah itu, kembali sy mengunjungi kampus. Bukan kuliah atau seminar, cuma numpang sholat Jum’at di masjidnya. Kali ini ke Universitas Gunadarma, berlokasi di Pondokcina, Beji, Depok, tidak jauh dari Stasiun Pondokcina. Masjid bernama Darul Ilmi, yang berarti “tempat/sumber ilmu”, sangat sesuai dengan dunia kampus.

Hari ini, tgl 23 Desember 2022 / 29 Jumadil Awal 1444 H, adalah Jum’atan keliling (Jumling) sy ke-395. Dilingkungan kampus, ini adalah yang ke-10, sebelumnya di IPB, UI, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Poltekes Jakarta, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Djuanda Bogor, Universitas Pakuan Bogor, Universitas Pancasila Jakarta, dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).

Untuk mencapai masjid sy naik Commuter Line turun di Stasiun Pondokcina, dilanjutkan jalan kaki sepanjang 300 meter. Pukul 10.10 sy sudah di gerbang belakang kampus. Langkah pertama adalah “kulo nuwun” ke Security. Dengan ramah pak Security mempersilahkan sy menuju masjid yang berada disisi belakang kanan.

Masjid berarsitektur khas tradisional Jawa, dengan atap berpola limasan bertingkat. Atap teratas difungsikan sebagai kubah. Mengamati masjid yang berarsitektur khas tradisional Jawa dan bentuk pintu serta jendela yang khas (paduan kotak dan segilima meruncing), sy curiga masjid ini adalah sumbangan Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila (YAMP). Sy mencoba mencari prasasti peresmian, tidak berhasil menemukan, mungkin karena kondisi saat ini sudah mengalami renovasi.

Bangunan berlantai 2, lantai 1 sebagai ruang ibadah utama seluas 200m² dan lantai 2 (mezanine) sebagai ruang ibadah tambahan luas sekitar 100m². Ditambah teras disisi kiri dan depan, serta plaza seluas 400m², total luas lantai 700m², bisa menampung 1.500 jama’ah.

Usai berwudhu, pukul 10.20 sy menuju ruang ibadah. Di teras, terlihat beberapa mahasiswa (tepatnya 7 mahasiswa/i) sedang duduk-duduk dan asyik dengan lap topnya. Memasuki masjid, belum ada jama’ah, sy jama’ah pertama. Kondisi ruangan masih gelap.

Ruangan berbentuk empat persegi panjang. Void berada ditengah depan, menyita setengah luas ruangan, menyisakan pandangan ke cekungan bawah kubah. Cekungan berbentuk limas dengan plafond yang dibuat mepet keatap, menampilkan konstruksi atap baja. Dari pusatnya tergantung kipas angin besar model helikopter. Untuk pencahayaan alami dan ventilasi, bagian bawah kubah dibuat jendela yang ditutup fiber glass.

Dinding altar dilapis pualam warna abu-abu. Disini terpasang hiasan berbentuk lingkaran bergerigi, berkaligrafi Allah disisi kanan dan Nabi Muhammad SAW disisi kiri. Tepat ditengahnya adalah mihrab berpola segi empat memanjang keatas dengan cerukan makin kedalam makin menyempit. Mihrab berdimensi lebar meter, tinggi 8 meter dan kedalaman 3 meter. Latar belakang mihrab dihias jendela mati berpola melengkung dibagian atas, berkaca pateri warna-warni, kuning-hijau-biru-putih-merah. Terbagi dalam dalam beberapa kotak berisi motif bunga dan kaligrafi. Kaligrafi bertuliskan Surat Al Fatikhah warna merah, dengan bagian teratas berlafadz Allah. Mihrab berisi sajadah untuk sholat imam dan mimbar. Mimbar terbuat dari kayu berbentuk melebar diatas menyerupai huruf “T”.

Lantai berlapis keramik motif kayu ukuran 10 x 60 cm, yang dibiarkan telanjang. Dua shaf terdepan ditutup karpet warna hijau dan motif kavling jama’ah. Untuk kenyamanan, selain 1 kipas besar, ruangan dilengkapi 4 kipas dinding berdaya sembur tinggi dan 4 kipas dinding biasa.

Menit kemenit. Pukul 10.25 muncul jama’ah kedua, bapak². Semenit kemudian muncul jama’ah ketiga, mahasiswa. Pukul 10.28 kembali muncul jama’ah keempat, bapak². Pukul 10.50 beberapa mahasiswa muncul, tapi memilih duduk-duduk diteras dan di plaza. Pukul 10.55 dari ruangan samping mihrab, muncul 2 petugas masjid, sepertinya mahasiswa, menenteng dan mendistribusikan kotak infaq. Jama’ah masih berempat, belum bertambah. Pukul 11.09 jama’ah bertambah menjadi lima. Pukul 11.14 masuk jama’ah keenam, mahasiswa. Di teras dan plaza, mahasiswa sudah cukup banyak, belasan. Pukul 11.19 masuk bersamaan jama’ah ketujuh dan kedelapan, karyawan dan dosen. Pukul 11.22, masuk jama’ah kesembilan dan kesepuluh, mahasiswa……dst jama’ah mulai berdatangan. Dari busananya sy bisa membedakan mana yang masyarakat umum, dosen, karyawan, maupun mahasiswa. Sekitar setengahnya (50%) masih tertib mengenakan masker. Pukul 11.39 khotib/imam tiba, kedatangannya disambut pengurus masjid, setelah bersiwak, lantas menunaikan sholat sunnah.

Acara diawali dengan pembacaan maklumat pukul 11.49. Maklumat berisi antara lain laporan singkat keuangan. Pemasukan infaq/sodaqoh seminggu yll Rp.1.133.000,-, pengeluaran Rp.553.000,-, saldo akhir Rp.140.000,-. Khotib sekaligus imam Habib Muhammad Iqbal (kalau salah mohon maaf, bacanya cepet banget). Maklumat ditutup dengan kumandang adzan pukul 11.54

Usai adzan, pukul 12.00 khotbah dimulai. Khotib berusia sekitar 50 tahun, berperawakan sedang-gemuk, berwajah Timur Tengah (Arab), berjenggot dan bercambang lebat, berkaca mata, berbusana gamis warna putih, berpeci warna putih, dililit surban warna yang sama, berkalung surban warna coklat. Khotbah tidak berthema, dari uraiannya dapat diberi judul “Orang Dan Amalan Yang Dicintai Allah”. Berikut ringkasannya.

1.Alkisah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah….orang apa dan amalan apa yang paling dicintai Allah”. Rasulullah menjawab, bahwa orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling berguna/bermanfaat bagi orang lain. Sedangkan amalan yang paling dicintai Allah adalah menyenangkan/ membahagiakan orang lain.

2.Khotib mencontohkan tindakan ringan yang membahagiakan orang lain adalah menyapa orang yang kita temui, diiringi dengan ucapan “Apa kabar”, juga ucapan/kata-kata baik lainnya.

3.Jika kita mampu, berbagilah/ bersedekah. Diingatkan juga bahwa sedekah paling murah adalah “senyum”.

Khotbah berlangsung selama 14 menit. Khotbah kedua selama 2 menit disampaikan dalam bahasa Arab, berisi sholawat, ajakan meningkatkan taqwa dan doa.

Menutup Jumling dan memenuhi tuntutan perut, sy mampir ke Warung dibelakang kampus. Berbaur dengan mahasiswa/i, sy nikmati sepiring nasi berteman semangkuk gule kambing, 5 tusuk sate kambing, serta es jeruk. Semuanya sy tebus Rp.40ribu. Alhamdulillah nikmat dan kenyang.

Jika dilakukan penilaian:
1.Arsitektur masjid & interior: 75 2.Prasarana & kebersihan: 80 3.Khotib/khotbahnya: 70 4.Imam/bacaannya: 70

2 pemikiran pada “MASJID DARUL ILMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK

Tinggalkan komentar