MASJID AR RAHIM SAWANGAN PERMAI DEPOK

Jum’atan keliling (Jumling) ke-234, hari ini tgl. 1 November 2019 / 4 Rabiul Awal 1441 H ke Masjid Ar Rahim. Masjid berlokasi di kompleks perumahan Sawangan Permai, Pasir Putih, Sawangan, Depok. Dari Jl.Raya Sawangan masjid agak jauh, sekitar 600 meter. Dari kota Depok masjid berjarak sekitar 7 km arah barat. Dengan kendaraan umum, masjid bisa dicapai dengan naik angkot D03, jurs St Depok – Parung, turun didepan perumahan, siapkan ongkos 5rb, dilanjutkan dengan jalan kaki atau naik ojek. Penamaan Ar Rahim sepertinya terilhami oleh salah satu Asma’ul Husna, yang artinya “Maha Penyayang”.

Untuk mencapai masjid, dari Bogor sy bawa kendaraan roda empat, sekalian bersilaturahmi ke saudara. Pukul 10.35 sy tiba di masjid yang cukup megah. Berdampingan dengan masjid adalah KUA Kec Sawangan, dan sekolah PAUD. Masjid berarsitektur paduan tradisional Jawa dan Timur Tengah. Tercermin lewat atap yang berbentuk limasan, yang juga difungsikan sebagai kubah, dan 4 menara yang menyembul di setiap pojok bangunan. Sedikit sentuhan Art Deco pada penahan tampias hujan yang melindungi teras dan jendela. Adanya tangga lebar yang mengantarkan pengunjung ke lantai 2, disisi depan, menambah kemegahan masjid. Masjid didominasi warna islami, hijau.

Bangunan terdiri dari dua lantai. Lantai 1 untuk ruang serba guna dan kantor sekretariat DKM, dan lantai 2 untuk ruang ibadah seluas 500m2, yang bisa menampung 1.000 jama’ah

Usai berwudhu, pukul 10.40, sy masuki ruang ibadah, setelah meniti 20 anak tangga. Tampak 3 orang jama’ah non serius sedang tidur-tiduran, salah seorang pulas sekali. Tak lama kemudian mereka beranjak pergi, jadilah sy jama’ah serius pertama. Ruangan berbentuk empat persegi panjang, yang melebar kesamping. Ruang ibadah menganut konsep terbuka. Bagian depan tengah terbuka tanpa daun pintu, sementara kiri kanannya jendela lebar tak berdaun jendela. Dinding kiri kanan didominasi oleh roster GRC bercorak bintang islami.

Refleks, pandangan mata sy tertuju ke mihrab. Mihrab sangat atraktif, berbentuk bintang islami (segi delapan) dengan sisi bawah diratakan. Tepian mihrab dihias ornamen GRC berpola pagar, sementara tepi luarnya bercorak bunga islami, dalam warna kayu dan putih. Didalam mihrab terdapat sajadah untuk sholat imam, jam almari antik, rehal, air freshener dan mimbar. Mimbar terbuat dari kayu berbentuk miniatur masjid. Pada tampak depan dihias sedikit ukiran kaligrafi kalimat tauhid dan kalimat syahadat.

Tepat diatas mihrab, terpasang jam digital khas masjid yang menampilkan jadwal waktu sholat dan pesan-pesan islami.

Lantai berupa keramik warna krem yang 2/3 luas lantainya ditutup karpet warna hijau bercorak bintik-bintik dan garis shaft. Cekungan bawah kubah dibentuk pola bintang islami dan dibiarkan polos tanpa hiasan maupun lampu gantung.

Udara Depok yang cukup panas coba dimanipulasi dengan memasang 16 kipas angin berdaya sembur tinggi, sayang masih kurang optimal menyamankan jama’ah.

Menit ke menit. Pukul 10.55 muncul jama’ah kedua. Pukul 11.01 masuk jama’ah ketiga yang juga petugas DKM, yang lantas sibuk, menyalakan seluruh kipas angin, membuang sampah, menyemprot wewangian disekitar mihrab dan mengetest sound system. Pukul 11.04 muncul jama’ah keempat, pukul 11.07 jama’ah kelima, dst….. jama’ah mulai berdatangan satu persatu. Pukul 11.13 petugas DKM membaca murottal. Pukul 11.28 murottal live dihentikan diganti suara rekaman. Pukul 11.37 seorang jama’ah yang sy curigai sebagai khotib tiba. Pukul 11.38 waktu Dhuhur tiba, tidak ada tanda-tanda adzan.

Mengawali acara, pukul 11.42 dibacakan maklumat yang antara lain berisi laporan singkat keuangan, saldo tgl. 25 Oktober 2019 Rp.37.905.640,-, penerimaan infaq/sodaqoh seminggu yll Rp.5.771.000,-, saldo kas Rp.43.676.640,-, undangan perayaan Maulid Nabi, undangan MTQ Kota Depok, dan Khotib sekaligus imam Ustadz Muzzali Thoyib (kalau salah mohon maaf, bacanya cepat). Maklumat ditutup dengan kumandang adzan pukul 11.53 (terlambat 15 menit).

Selepas adzan kedua, pukul 12.04 khotbah dimulai. Khotib relatif muda, berusia sekitar 35 tahun, berperawakan sedang, berwajah bersih dengan sedikit jenggot, berbusana baju koko putih dipadu celana hitam, berpeci hitam dengan ornamen warna emas, berkalung surban motif Timur Tengah warna abu-abu. Khotbah tidak berthema, dari kandungan khotbah, layak diberi judul “Medsos vs Al Qur’an”. Berikut ringkasannya.

1.Di era digital saat ini, sulit rasanya kita dipisahkan dengan internet. Dari 264 juta penduduk Indonesia, tercatat 64,8% nya atau 171 juta penduduk aktif mengakses internet. Bermain internet identik dengan ber medsos.

2.Ber medsos tidak diharamkan, tapi hendaklah kita bijaksana, pandai memilah dan memilih mana berita baik, benar dan bermanfaat, dan mana berita palsu (hoax) yang tidak bermanfaat dan bahkan bisa menjadi sumber dosa. Mempercayai dan meneruskan berita tidak benar (hoax) menimbulkan dosa berantai. Dalam salah satu hadistnya Rasulullah SAW mengatakan tindakan ini sangat dibenci Allah SWT.

3.Kini saatnya kita bermuhasabah/introspeksi, berapa lama waktu kita dihabiskan untuk bermedsos dan berapa lama untuk membaca Al Qur’an?. Diingatkan oleh Ustadz, di akhirat nanti, Al Qur’anlah yang akan menjadi penolong (syafaat) kita, bukan artis yang beritanya terus kita ikuti di medsos.

4.Orang yang sibuk membaca Al Qur’an sampai ia lupa berdoa, Allah akan mengabulkan permintaannya walau ia tak berdoa dan jauh lebih baik dari apa yang dimintanya lewat doa.

5.Membaca satu huruf Al Qur’an, dicatat sebagai 10 kebaikan. Kalau kita baca “alif lam mim” saja sudah tercatat 30 kebaikan.

6.Menjadi pertanyaan, sebanyak apakah kita baca Al Qur’an dalam sehari, seminggu, atau sebulan?. Idealnya dalam 1 bulan khatam. Jika diurai ini artinya 1 hari 1 juz, dibagi dalam 5 waktu sholat berarti hanya sekitar 2 lembar (4 halaman) dan hanya memakan waktu 5 sampai 10 menit, dikerjakan usai sholat. Jauh lebih sedikit dan tidak ada apa-apanya dibandingkan waktu yang kita habiskan untuk bermedsos.

7.Sebagai penutup dan khabar gembira, saat ini kita tidak perlu kemana-mana menenteng mushaf, cukup download aplikasi ke HP, beres.

Khotbah berlangsung selama 16 menit.

Jika dilakukan penilaian:
1.Interior masjid : 80
2.Prasarana & kebersihan: 70
3.Khotib/khotbahnya: 80
4.Imam/bacaannya: 75

Satu pemikiran pada “MASJID AR RAHIM SAWANGAN PERMAI DEPOK

  1. sekedar meluruskan saja tentang penamaan masjid ar-rahim, selain mengambil dari Asmaul Husna. Penamaan ar-rahim di ambil dari salah satu nama guru, imam dan sekaligus pendiri masjid yaitu Alm. al-maghfurllah Ust. H. Abdurrahim Abdulllah sebagai penghormatan jasa beliau atas keberadaan masjid tersebut. Dulu ketika pengembang sawangan permai membangun masjid meminta kepada Alm. Ust.H. Abdurrahim untuk memakmurkan dan melaksanakan sholat Jumat pertama kali, masjid tersebut masih berukuran sangat kecil dan belum memiliki nama, maka bersama sahabatnya Ust. H. Sadeli Djamhari di langsungkan sholat Jumat pertama kali (tanggal dan tahun lupa). Dan atas usulan Ust. H. Sadeli mengambil dari nama Ust. H. Abdurrahim dan Asmaul Husna maka di namailah masjid tersebut ” MASJID AR-RAHIM”_

    Suka

Tinggalkan komentar